Gue nggak doyan rokok!
Iya, gue adalah cowok yang nggak doyan sama rokok. Dan karna keenggak doyanan gue terhadap rokok inilah yang membuat gue merasa minder.

Kalo cowok yang doyan rokok mah enak, bisa dengan mudah memamerkan kejantannya di depan cewek. contoh;
            "Say, aku ke sana dulu ya."
            "Kamu mau ke mana??"
            "Aku mau beli Rokok." Keren. keliatan Macho dan cool.

Lah gue sebagai cowok yang nggak doyan rokok bisa apa?
Masa iya ada cewek terus gue bilang;
             "Say, aku ke sana dulu ya."
             "Kamu mau ke mana??"
             "Aku mau beli.. Permen Relaksa." Nggak kereen -_-

Emang sih, kalo dilihat dari segi kesehatan, yaa, nggak usah diragukan lagi. Kalian semua pasti tahu lah, perbedaan cowok yang nggak ngerokok dan cowok perokok. Tapi sebagai cowok, gue ngerasa dalam hidup ini ada yang kurang lengkap. Karna gue selalu beranggapan kalo cowok yang merokok itu adalah cowok yang Keren. Cool. Dan Maco.

Lagi pula rokok bisa bersahabat dengan siapa aja.
Mulai dari cowok alay facebook yang kerjaannya selfi sambil nyalain rokok, anak band yang bermain gitar sambil merokok, sampai cowok alay yang pelukan sama anak band sambil merokok.. (Loh, kok, jadi ada cinta terlarang)

Waktu kecil gue selalu suka sama film-film bernuasa Detektif. Karna menurut gue, Detektif itu adalah mahluk ciptaan tuhan yang misterius tapi sangat cerdas. Entah itu dari cara dia berjalan, berbicara, atau memecahkan masalah. Pokoknya gue sukaaaaaaa.

Maka dari itu,
sejak kecil gue selalu berharap, dikemudian hari gue bisa menjadi Detektif.

Dan entah kenapa ada satu hal yang membuat gue kecewa terhadap diri gue sendiri, yaitu; Detektif selalu membawa cerutu, lalu menyalahkan rokok sambil memecahkan masalah. Dan lagi-lagi: Gue-Nggak-Doyan-Sama-Rokok.

Masa iya, gue memecahkan masalah sambil makan Permen Relaksa,- sekalian aja mecahin masalahnya pake Seblak Petir.

Menjalankan misi sebagai Detektif Anak SD tanpa rokok, menurut gue kurang efesien. Walapun udah gue coba ganti dengan Coklat Coki-Coki. Perlahan pendapat Ricco (Pelanggan gue sewaktu menjadi Detektif) gue turuti. Cita-cita jadi Detektif pun gue hentikan.

Dan sekarang,
gue masih bingung, kenapa gue bisa nggak doyan sama rokok. Beberapa kali udah gue coba buat ngerokok, tapi tetep aja nggak doyan. Mulut dan keinginan nggak bisa diajak kompromi. Padahal, hukum dalam dunia perokoan itu unik. Contohnya Bang Jimek; Dia nggak terlalu kenal sama Bang Somat, tapi boleh minta api. Lah gue sebagai cowok yang nggak doyan sama rokok bisa minta apa sama Bang Somat? Minta Istrinya? Yang ada gue malah diSmackDown

Ditambah lagi di tempat gue tinggal, Kamal, selalu punya tradisi disaat acara Pernikahan, Si Empu Hajatan selalu menyuguhkan rokok yang ditaruh gelas. Okelah, untuk bapak-bapak yang merokok sih, biasa-biasa aja, Mereka bisa ngobrol sambil menghibas tembakau.

Lah, gue sebagai cowok yang nggak doyan rokok bisa apa?

Masa iya gue harus ngereques setiap orang yang mau Hajatan untuk mengganti rokok dengan Coklat coki-coki. Sunggu Ter-Lah-Luh.

Kadang gue juga selalu merasa minder sama cewek perokok. Dia aja cewek-cewek ngerokok. Masa gue cowok nggak ngerokok. Maluuu hamba.

Pernah beberapa waktu lalu, ketika gue lagi main ke Daerah Senayan, gue ketemu sama cewek cakep. Kebetulan pada waktu itu suasanya cukup sepi. Akhirnya, dengan rasa percaya diri, gue coba untuk berkenalan. Lumayan cewek cakep. Hihihi.

Sialnya, baru aja nyebutin nama dan tempat tinggal, tiba-tiba Si Cewek itu merogoh kantong, lalu mengeluarkan sebungkus rokok beserta korek. Mampus.. kalah serem gue sama dia.

Selang beberapa lama, dia menawarkan gue rokok. Gue bingung. Mau diambil, gue gue nggak suka rokok. Mau ditolak, yang ada kejantanan gue di depan dia malah hilang. Ah.. Shit. Kalo aja waktu bisa ditukar, gue lebih milih lawan Juara Tinju dari pada harus ketemu cewek perokok kayak gini.

Masih dengan tatapan kosongnya,
Si Cewek ini  masih aja nawarin gue rokok. Lagi-lagi gue bingung. Ini awal perkenalan gue sama dia. gue nggak boleh bikin dia kecewa. Gue harus bikin dia terpukau dengan kejantan gue.

Akhirnya, gue terima pemberian rokok dari si cewek itu. Gue udah bisa bayangin, ketika gue menyalahkan rokok, pasti dia bakal terpukau melihat kejantanan gue. Hahahaha *ketawa jahat*

Rokok gue nyalahin!

Baru aja sekali hisapan, gue malah batuk-batuk. Kampret! Seakan-akan tubuh gue menolak dimasukin rokok. Dia panik melihat gue batuk-batuk. Sedangkan gue? Menahan malu seberat 2kilo. Niat pengen bikin dia terpukau, malah bikin malu diri sendiri. Gue kapok. Kampret. Gue cuma bisa senyum malu sambil kabur perlahan-lahan.



Terlepas dari semua persoalan gue yang nggak doyan rokok,
Menjadi cowok non perokok itu banyak kelebihannya. Selain bisa menjaga kesehatan, gue juga bisa mengirit pengeluaran bulanan (kebanyakan ngumpul sama Emak-emak) Kenapa gue bisa ngomong kayak gini? Karna banyak banget teman-teman gue yang ngeluh, hampir setengah uang gajinya dihabiskan untuk merokok.

Contohnya Si Wahyu, dia adalah teman gue yang paling nggak bisa sama yang namanya nggak ngerokok. Dalam sehari dia bisa menghabiskan berbatang-batang. Bahkan kalau lagi ada uang, dia bisa menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari. Itu artinya dalam waktu 24jam dia udah mengkonsumsi 32 batang rokok. Wih, kebayang dong, berapa banyak asap yang masuk ke dalam Jantungnya. Gue yakin kalo di dalam tubuhnya ada anak orok, mungkin dia bakal nyerah sambil melambaikan tangan ke kamera.

Dia udah kecanduan. Rokok udah menjadi bagian dalam hidupnya.

Belakangan ini pun salah satu teman deket gue, Emung, mengeluhkan kebiasaannya yang nggak bisa berhenti merokok. Dia ingin sekali berhenti merokok. Tapi selalu sulit. Seolah-olah rokok udah menjadi bagian hidupnya. Sungguh, Ter-Lah-Luh.

So.. Ternyata menjadi cowok yang nggak doyan rokok itu cukup baik. Jadi, apa kamu sudah minum Yakult hari ini? :D
Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home