Bajak Saja Bulu Hidungnya

No Comments
Dulu...
Gue paling bingung sama orang yang marah-marah apalagi sampai berkoar nggak karuan, cuma karna Karyanya dibajak. Kenapa mereka mesti marah yaa? Toh, kalo emang punya mereka asli juga semua orang bakal tahu kalo itu asli karyanya Mereka.

Lagipula kalo emang karyanya sampai dibajak, berarti itu bagus dong? Membuktikan kalo karyanya dia itu bagus dan sangat diminati oleh si Konsumen, makanya si Pembajak berpikiran keras untuk mengcopy hasil karyanya.

Kenapa mesti marah-marah sampai menghujat dan mengeluarkan kata kasar? Aneh.

Tapi itu dulu..
Kala pemikiran dangkal masih bersemayan di kepala gue.

Sekarang, disaat karya gue dibajak, gue tahu betul gimana rasanya jadi orang yang udah capek-capek ngabisin waktunya untuk menciptakan sesuatu, dan dengan seenaknya si Pembajak kampret itu mengcopy sekaligus mengaku kalau hasil karya yang kita buat adalah punya dia.

Kesel? Banget.

Kalo aja di Indonesia ada Undang-undang tentang Pembajakan yang isinya, "Kalo ada orang yang hasil karyanya dibajak oleh orang lain tanpa sepengetahuan si Pembuat, maka si Pembuat boleh dengan bebas mencabuti bulu hidup si Pembajak sampai Tititnya pindah ke atas puser." Dengan sukarela gue langsung melakukan itu.

Seenggaknya sakit hati gue berkurang.

Dan hal itu lagi benar-benar gue rasain sekarang. Hasil karya foto yang gue buat dengan susah payah, dibajak begituan aja sama si Kampet. Dan parahnya lagi, si Kampret itu mengaku kalo foto gue adalah punya dia. dan parah yang lebih parahnya lagi, semua orang percaya kalo itu adalah punya si Kampret. Gue malah disangka ngaku-ngaku. Kurang sakit hati gimana lagi coba?

Salah satu Foto gue yang diakuin begitu aja. Gilanya, foto Propilnya dia juga make punya gue.

Gue tahu, maksud dia ngambil foto gue itu agar followers Instagramnya banyak dan melonjak drastis. Ya tapi, jangan pake cara kayak gitu juga kali. Di sini gue merasa dirugikan karna Karya gue diakuin begitu aja. Di sana, dia enak-enakan dengan followers yang bertambah semakin banyak. Tujuannya dia apa? Yap, benar. Agar dapet Job Iklan di Instagramnya dia.

Aga sedikit mengenaskan memang,
mencari popularitas sekaligus uang dengan cara mencuri karya orang. Dan itu bukan mental orang Indonesia.

Yang bikin gue makin kecewa, dia lansung ngeblokir Instagram gue. Salah gue apa? Di sini yang merasa dibajak kan, gue? Lah, kenapa gue yang diblokir. Heem.. Hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabannya. Sungguh Ter-La-luh.

Yang lebih parahnya lagi, Facebook gue juga ikut-ikutan diblokir. Gue nggak tahu maksudnya apaan, yang jelas gue benar-benar kecewa.

Jadi, di sini gue mau bilang ke kalian semua.
Kalian boleh membuat Hasil Karya dalam bentuk apapun. Dan nggak ada juga yang melarang kalian untuk terinspirasi dari hal apapun. Karna setiap orang selalu punya inspirasinya tersendiri. Tapi, harus kalian ingat, kalo kalian mau make atau ambil karya orang, anggaplah nggak mencuri, cuma ambil. CUMA AMBIL. Tolong dicantumkan nama si Pembuatnya.

Kalo kalian pencinta musik dan terinspirasi dari si Band yaa sebut lah nama si Bandnya itu A. Jangan cuma mendownload lagunya si A secara ilegal. Kalo kebetulan ada sedikit uang, ya apa salahnya beli Album si A. Karna dengan kita membeli Album si A, itu sudah cukup membantu kelangsungan si A.

Nggak punya duit? Ya berusaha gimana caranya agar kita dapat duit. Gue yakin kok, harga satu album nggak sampai seharga 34 Karung Beras. Kalaupun harganya segunung, fans sejati akan terus berusaha untuk membeli yang aslinya :) setuju?

Kadang gue sedih ngeliat Band yang baru beberapa bulan mengeluarkan Album, eh,  tiba-tiba dengan membabi butanya Website-website aneh langsung membajak Albumnya tanpa memikirkan nasib si Band. M-I-R-I-S.

Miris, kayak muka gue waktu dikepung ponakan minta THR.


Itu soal Band, lain halnya dengan Pembajakan Buku.

Tapi kayaknya nggak perlu dibilang lain halnya deh??
Abis pembajakan Buku juga hampir beda-beda tipis dengan pembajakan Album Band. Walaupun minat pembaca buku di Indonesia masih terbilang sedikit, hal itu nggak membuat si Kampret untuk berhenti membajak Buku orang. Menguntungkan? Sangat.

- Menguntungkannya dari mana? Lo tahu dari mana kalo si Pembajak itu bisa untung?

: Jadi gini, dede-dede gemes yang suka makan pentil korek, pertanyaannya kita jawab dengan perumpamaan, seperti :

<Ada dua Toko Sepatu yang berlokasi di bilangan Kamal Muara, sebut saja Toko si A dan Toko si B. Masing-masing mereka menjual produk yang sama dengan kualitas yang sama pula. Namun, toko si A menjual sepasang sepatu Original dengan harga 450ribu. Sedangkan toko si B menjual sepasang sepatu KW dengan harga 225ribu.

>Dari sini sudah terlihat jelas harga yang ditawarkan Toko si B jauh lebih murah dibandingakan dengan harga yang ditawarkan Toko si A. Tentunya dengan Produk, isi, dan kualitas yang sama pula. Dengan begitu, otomatis orang-orang akan lebih dominan membeli ke Toko si B.

Kenapa ke Toko si B? Nggak usah munafik, biaya hidup sudah cukup mahal, kita perlu mencari yang lebih murah. Apalagi kalo harga yang ditawarkan Toko si B itu jauh setengah harga lebih murah dan kualitasnya seratus persen sama dengan harga yang mahal. Ya, pastinya orang-orang makin nafsu untuk membeli ke Toko si B. Kalo ada yang lebih murah dengan kualitas yang sama, kenapa nggak dibeli? Bisa lebih irit. Walaupun itu barang Bajakan.

Dan nasibnya original gimana? Is dead.
Kalo di pasaran mereka sudah kalah, lalu mereka mau menjual di mana lagi? Di Acara Sunatan Masal? Sekalian aja di Acara Senam Ibu-ibu.

Kalaupun mereka membuat karya baru lagi, ujung-ujungnya juga bakal dibajak lagi. Ujung-ujungnya mereka juga bakal kalah pasaran lagi. Dan akhirnya, Is dead!

Satu-satunya cara untuk menolong mereka (Penulis kesayangan kalian masing-masing tentunya) Yaitu dengan menghargain hasil karya mereka. Dengan apa? Dengan cara membeli yang original. Stop membeli yang bajakan!

Dengan membeli Buku mereka yang Original, senggaknya hasil tulisan yang mereka buat setengah mampus bisa terbayar dengan Royalti yang diberikan si Penerbit. Yaa, lumayan lah, uangnya bisa dibeliin Sepatu Original di Tokonya si A. Hehehehe. Dan itu juga akan menjadi pacuan mereka untuk lebih semangat lagi membuat buku selanjutnya.

Harapan gue untuk Pemerintah,
Mudah-mudahan ada badan khusus yang bekerja untuk melindungi Hak Cipta dari musisi dan novelis, juga yang lainnya, agar karya mereka tidak terus-terusan dibajak. Amin...

Duh, kayaknya tulisan gue panjang banget ya? Jangan-jangan kalian udah kejang-kejang karna kelamaan membaca. Hehehe maaf ya. Namanya juga Diary, kalo unak-unaknya belum ditulis sampai tuntas, kayaknya masih ada yang kurang aja gitu. Ibarat makan Nasi Goreng tanpa Kerupuk.

Kalo kebetulan ada yang masih membaca sampai sini, terimakasih yaaa :) sebagai ucapan terimakasih, kalian semua bakal gue kasih alamat Instagram gue : @Pachri_Hamsyah hahahaha..

Ada lagi Foto gue yang diaku-aku -_-


Si doi masih belum puas juga buat ngebajak punya gue -______-

Di situ juga ada Ripa (Kucing kesayangan gue). Dia ngamuk nggak yaa, kalo tahu fotonya dibajak??

Dan pada akhir kesimpulannya, yuk mari sama-sama kita hargai dan apresisikan Hasil Karya Band-band idola kita.. Novelis-novelis idola kita.. Dan Tukang Bubur idola kita...

- Ingat! Pembajak tidak akan pernah mau membajak jika hasil bajakannya tidak laku. Jadi, semuanya kembali kepada diri kita masing-masing :) Tidak menyalahkan siapa pun. Mari sama-sama kita berkaca. Hehehehe Wasallam...
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment